BERITA/ARTIKEL

Prinsip POAC adalah Kunci Keberhasilan Berorganisasi – LDK OSIS/MPK SMAN 1 Bojong Kab. Tegal

Info SMANSABO – LDK yang merupakan kepanjangan dari Latihan Dasar Kepemimpinan merupakan salah satu kegiatan penguatan untuk sebuah organisasi agar mencapai tujuan sesuai dengan visi-misi.

Di SMA Negeri 1 Bojong Kab. Tegal, LDK merupakan agenda besar wakil kepala sekolah bidang kesiswaan yang diselenggarakan setiap tahun. Pelaksanaan LDK dilakukan setelah terbentuk kepengurusan OSIS/MPK baru. Menurut Bapak Iwan Widyanto, S.Pd., M.Pd., selaku waka kesiswaan, dikutip dari paparannya ketika memberikan materi tentang manajemen organisasi, siswa yang terpilih menjadi pengurus OSIS/MPK harus lebih dulu mengikuti kegiatan LDK sebelum bekerja sesuai tugasnya dalam struktur organisasi sesuai dengan jabatan atau peranannya masing-masing.

Dalam kegiatan yang dilaksanakan selama satu hari ini, diberikan 4 (empat) materi inti sebagai bekal berorganisasi di OSIS/MPK, keempat materi tersebut adalah manajemen, kepemimpinan, kepribadian, manajemen kuangan, dan persuratan.

Merupakan materi yang pertama adalah manajemen organisasi. Materi ini disampaikan langsung oleh waka kesiswaan. Sebelum menyampaikan materi secara khusus, waka kesiswaan memberikan gambaran umum terlebih dahulu mengenai kenapa pengurus OSIS/MPK harus mengikuti LDK. Keharusan tersebut tidak lepas dari pengertian dari LDK beserta tujuannya. Lebih lanjut waka kesiswaan memaparkan bahwa tujuan LDK antara lain :

  1. Menciptakan karakter siswa untuk menjadi lebih mandiri serta memiliki jiwa kepemimpinan.
  2. Menumbuhkan jiwa yang kooperatif kepada siswa agar mampu bekerja sama dengan sesama pengurus OSIS/MPK nantinya dan seluruh anggota sekolah seperti guru dan seluruh siswa.
  3. Melatih kemampuan komunikasi yang baik kepada para siswa pengurus OSIS/MPK.
  4. Memberikan dan meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan pada para siswa.
  5. Mengajarkan dan membekali para calon pengurus OSIS/MPK tentang teknik bagaimana menyusun laporan dan juga program kerja di sekolah.
  6. Memberikan pengenalan mengenai wawasan kebangsaan kepada para siswa.
  7. Mengasah kemampuan siswa untuk berani bicara di depan orang banyak.
  8. Mengasah kemampuan para calon pengurus OSIS/MPK untuk bisa mengambil keputusan terbaik untuk kepentingan sekolah.
  9. Membekali dan meningkatkan kemampuan berorganisasi kepada para siswa.
  10.  Memberikan dasar ilmu manajemen kepada siswa agar bisa mengatur waktu dengan baik dan menyeimbangkan kegiatan sebagai siswa dan pengurus OSIS/MPK.
  11. Menumbuhkan jiwa kebersamaan atau korsa yang kuat di dalam diri para siswa di sekolah.
  12.  Membantu sekolah untuk menemukan inovasi terbaik bagi pengembangan pendidikan.

Setelah mengetahui apa itu LDK, OSIS/MPK diharapkan bisa lebih siap menjadi seorang pengurus organisasi dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang dipaparkannya, baik ketika menjadi pengurus OSIS/MPK maupun setelah lulus dan terjun di masyarakat.

Waka kesiswaan menambahkan, bahwa tujuan-tujuan LDK itu akan tercapai dalam praktik berorganisasi manakala tidak lepas dari prinsip POAC (Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling).

Antusiasme peserta LDK saat mengikuti materi manajemen

Planning merupakan sebuah proses menyusun suatu kerangka kerja yang objektif guna untuk mengejar tujuan yang ingin dicapai organisasi. Dalam membuat sebuah perencanaan yang perlu dibahas adalah tujuan/goal organisasi dan upaya yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Membuat keputusan juga merupakan bagian dalam proses planning. Keputusan yang diambil harus memperhatikan masa depan dan setiap keputusan yang dibuat harus berhubungan dengan tujuan yang ingin dikejar atau mendukung dalam mencapai tujuan. Proses planning penting karena berperan dalam menggerakkan seluruh fungsi manajemen dalam sebuah organisasi. Dengan memiliki sebuah rencana, setiap individu atau sekbid atau organisasi jadi memiliki arah yang jelas, dan bisa membantu mengeliminasi hal-hal yang tidak penting atau kurang membantu dalam mencapai tujuan organisasi.

Setelah merencanakan semua hal yang dibutuhkan, selanjutnya adalah proses mengatur tim atau sekbid, mengatur program kerja, juga mengelompokkan tiap individu sesuai kemampuannya. Organizing akan menuntut suatu organisasi untuk memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki, khususnya sumber daya manusia atau sumber daya siswa, dalam upaya mengubah rencana ke dalam bentuk aksi yang nyata. Proses ini menghasilkan pembagian tugas atau tim dengan tugas spesifik. Hasil dari perencanaan yang telah dibuat perlu diteruskan ke grup yang lebih besar, dimulai dari sekbid yang ada di organisasi. Tiap sekbid akan memiliki tugas masing-masing untuk mengimplementasikan konsep dasar berorganisasi, termasuk segala keperluannya. Dengan distribusi konsep yang tepat, tiap sekbid dalam struktur berorganisasi diharapkan dapat menjalankan rencana sesuai prosedur dan secara sistematis. Banyaknya individu di tiap sekbid harus berdasarkan kebutuhan. Kurangnya personil untuk tiap sekbid bisa menyebabkan masalah, tapi hal yang sama juga bisa terjadi jika terlalu banyak personil yang terlibat.

Di tiap sekbid pastinya ada satu penanggungjawab terhadap tugas, otoritas, dan jobdesc yang berbeda. Makin tinggi posisi yang dipegang, makin besar tanggung jawab, tugas, dan otoritas yang dimiliki. Prinsip dasar pengelolaan ini akan menjaga organisasi tetap berjalan sesuai alur yang direncanakan di awal dengan membagi tugas ke tiap sekbid sesuai dengan keahliannya. Peran pimpinan juga jadi lebih krusial karena harus mampu memastikan tim bekerja secara efektif dan memastikan rencana yang sudah ada berjalan mulus.

Mengimplementasi rencana ke dalam bentuk aksi menjadi langkah penting untuk mencapai sukses dalam berorganisasi. Dalam hal ini, tiap sekbid diharapkan untuk mulai bisa mengerjakan tugasnya sesuai deskripsi pekerjaan masing-masing dengan mengaktualisasi ide dasar/rencana program yang sudah diberikan. Dengan rencana matang dan proses aktualisasi yang sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan, sistem manajemen bisa berjalan dengan halus. Tapi untuk mewujudkan hal ini, diperlukan kerja keras, kerja cerdas, dan kerja sama. Semua sekbid harus seirama dalam mengeksekusi rencana.

Dalam kata yang lain, aktualiasi merupakan bagian dari misi. Sedangkan rencana yang dibuat menjadi bagian dari visi. Mengaktualisasi rencana kerja harus sesuai program kerja yang sudah disiapkan sebelumnya. Tentu saja dalam praktiknya pasti akan ada yang berubah sesuai situasi yang berlangsung. Tiap sekbid dan individu yang tergabung pada suatu organisasi harus bekerja sesuai dengan tugas yang dibebankan, termasuk fungsi dan peran yang diemban. Keahlian dan kompetensi dari tiap individu akan sangat krusial dalam proses aktualisasi ide.

Aktualisi merupakan proses implementasi rencana. Tanpa ada satu aksi yang nyata, rencana hanya akan menjadi sekedar imajinasi belaka, atau mimpi yang tak pernah menjadi nyata.

Controlling merupakan aksi yang dilakukan untuk memastikan alur kerja berorganisasi berjalan sesuai rencana. Bahkan tiga poin di atas (planning, organizing, dan actuating) tidak akan berjalan sempurna tanpa ada kontrol yang layak. Dalam hal ini, mengontrol bisa dimaknai sebagai aktivitas menjaga berorganisasi supaya tetap eksis. Mengontrol semua proses aktualisasi termasuk aspek penting dalam manajemen yang ideal. Tujuan utama controlling adalah untuk menjaga semua proses berjalan sesuai apa yang direncanakan.

Kontrol yang dimaksud merupakan tugas utama dari pemimpin atau koordinator tiap sekbid. Kontrol umumnya mencakup semua aspek, termasuk aktivitas berorganisasi yang sedang berjalan, kenyamanan semua individu yang terlibat, waktu yang diperlukan tiap sekbid, juga lainnya. Tujuan dari kontrol yaitu memastikan bahwa semua aktivitas yang dilakukan dalam berorganisasi sesuai dengan kerangka kerja yang dibuat berdasarkan konsep dasar. Jika suatu saat muncul masalah di luar rencana, pemimpin harus mampu memberi solusi, tentunya masih mengacu dengan rencana kerja. Hasil akhirnya adalah, semua aktivitas yang dikerjakan akan memberi hasil maksimal.

Pada proses kontrol ini, peran pemimpin sangat penting, terlebih saat dituntut mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Manfaat penting lainnya dari controlling adalah kemampuan melihat potensi penyimpangan yang terjadi selama berorganisasi berjalan, baik dalam proses perencanaan, implementasi, dan organisasi. Semakin cepat sebuah penyimpangan / masalah dikoreksi, diantisipasi dan disesuaikan, maka hasil akan menjadi lebih maksimal dan efisien.

Hampir 2 (dua) jam waka kesiswaan memaparkan materi, namun semua peserta LDK tidak ada yang merasa bosan, selain karena materi diberikan di awal kegiatan, dimana semua peserta masih dalam kondisi segar, disebabkan juga karena materi yang disampaikan menarik sehigga semua peserta sangat antusias mengikutinya. (AR/zack2205)

Bagikan Info:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *